5 Petinggi Militer Suriah Menyesal Telah Membelot


DAMASKUS - Setidaknya lima mantan perwira militer yang sempat berjuang mengangkat senjata dengan oposisi Suriah mengungkapkan penyesalan. Mereka mengakui bahwa tindakan melawan pemerintah adalah sesuatu yang keliru. Para petinggi militer ini sebelumnya tergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang merupakan kelompok oposisi bersenjata utama di negara itu. Kelompok ini terdiri dari pasukan bersenjata dan para relawan. "Kami mengumumkan penolakan kami untuk melakukan perlawanan bersenjata seperti yang sempat kami lakukan sebelumnya. Karena kami telah menyadari bahwa solusi atas krisis Suriah bukanlah dengan mengangkat senjata," ujar Kolonel Khaled al-Zalem seperti diberitakan al-Quds al-Arabi yang dikutip RIA Novosti (27/9/2012), Pada kesempatan tersebut al-Zalem pun menyatakan bahwa dia dan beberapa orang lainnya akan kembali memihak pemerintah. Bahkan al-Zalem yang sempat menjabat sebagai komandan FSA untuk bagian selatan Suriah pun menyerukan agar rekan-rekannya yang lain mengikuti jejak mereka. Kelompok oposisi saat ini tengah mengadakan konferensi di Damaskus, Suriah. Pertemuan ini setidaknya akan dihadiri oleh 15 kelompok oposisi internal dan delapan gerakan masyarakat sipil. Hingga saat ini krisis Suriah masih menemui jalan buntu menyusul perbedaan pandangan diantara negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Barat yang mendukung oposisi bersikeras satu-satunya cara menghentikan kekerasan di Suriah adalah dengan mundurnya Presiden Bashar al-Assad agar transisi kekuasaan dapat berjalan. Namun hal tersebut ditolak Rusia, China dan sekutu rezim Assad lainnya, Iran. Ketiga negara ini menolak intervensi asing atas Suriah dan mendorong kedua belah pihak untuk melakukan gencatan senjata. PBB mensinyalir kekerasan yang terjadi di Suriah telah menewaskan 18 ribu orang dan menyebabkan puluhan bahkan ratusan ribu lainnya mengungsi ke sejumlah negara.

Komentar

Postingan Populer