CEO Google Bela YouTube Atas Film Anti-Islam


Seoul (AFP/ANTARA) – Kepala eksekutif Google, Eric Schmidt, pada Kamis membela YouTube yang menampilkan video anti-Islam yang memicu unjuk rasa kekerasan global, mengatakan jawaban untuk “pernyataan yang buruk adalah pernyataan yang lebih,” bukan sebuah larangan. Google, yang merupakan perusahaan induk dari YouTube telah memblokir akses film ‘Innocence of Muslims’ di beberapa negara, termasuk India, Mesir dan Arab Saudi, negara-negara yang menganggap film tersebut ilegal. Namun Schmidt menegaskan bahwa video dengan biaya produksi yang rendah itu memenuhi kriteria video yang dapat ditampilkan di YouTube, yang menyebabkan video tersebut dapat di akses di banyak negara. “Google memiliki pandangan yang sangat jelas mengenai hal ini, yang kami yakini sebagai jawaban untuk pernyataan yang buruk adalah pernyataan yang lebih,” ujarnya kepada para wartawan di ibu kota Korea Selatan, Seoul. Kekerasan yang dipicu oleh film yang menghina Nabi Muhammad, telah menewaskan 50 orang, termasuk di antaranya duta besar AS untuk Libya. “Kami tentunya tidak mendukung penggunaan video atau ide semacam ini... kebencian, kekerasan ataupun hal lainnya, namun kami dengan terbuka yakin bahwa jawaban yang terbaik untuk masalah ini adalah pernyataan yang lebih, bukan dengan cara lainnya,” ujar Schmidt. “Beberapa negara tidak setuju. Terdapat beberapa tempat yang mana akses terhadap video tersebut telah kami blokir,” tambahnya. Beberapa negara lainnya, di antaranya Pakistan dan Sudan, memblokir akses video tersebut dengan cara mereka sendiri.

Komentar

Postingan Populer