Pemimpin ASPA Sampaikan Keprihatinan Soal Suriah, Palestina


Lima (ANTARA/Xinhua-OANA) - Para pemimpin Arab dan Amerika Selatan, Selasa (2/10), selama Pertemuan Puncak Ketiga Negara Amerika Selatan dan Arab (ASPA) di Ibu Kota Peru, Lima, menyampaikan keprihatinan mereka sehubungan dengan meningkatnya kerusuhan di Timur Tengah Anggota ASPA mengatakan kerusuhan yang berkecamuk di Suriah dan perjuangan Palestina yang berlarut mengancam kestabilan, pertumbuhan serta kemakmuran wilayah tersebut. Menteri Luar Negeri Irak Hoshiyar Zebari mengatakan, "Krisis di Suriah merupakan tantangan terbesar yang dihadapi negara Arab hari ini". Ia memperingatkan, "Krisis tersebut dapat menjadi bencana bukan hanya bagi Suriah, tapi juga buat seluruh wilayah itu." Zebari juga mengatakan penyelesaian bagi konflik Palestina-Israel sudah lama kadaluarsa, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, "Masalah Palestina adalah masalah inti bagi dunia Arab. Dan hari ini Israel melanjutkan kebijakan pendudukannya serta menolak untuk menanggapi tuntutan semua lembaga internasional." Presiden Peru Ollanta Humala mengatakan masalah Palestina akan menempati posisi teratas daftar ASPA mengenai "prinsip gabungan bersama" yang akan dikeluarkan sebelum Deklarasi Lima terakhir, yang diperkirakan dikeluarkan pada Selasa malam waktu setempat. Sebagai bagian dari deklarasi tersebut, anggota ASPA juga dijadwalkan mensahkan satu gagasan Arab bagi Timur Tengah yang bebas senjata nuklir, sebagaimana telah mereka lakukan dalam pertemuan puncak sebelumnya. Pertemuan tingkat tinggi tersebut didahului dengan pertemuan Menteri Luar Negeri pada Senin (1/10), serta pertemuan puncak CEO --yang didedikasikan untuk menongkatkan perdagangan dan penanam modal. Pertemuan tingkat tinggi pertama ASPA diselenggarakan di Brazil pada 2005, dan kedua di Qatar pada 2009.

Komentar

Postingan Populer